
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Mengapa engkau tidak memperlakukan hal yang sama diantara mereka?”
Salah satu sikap orang tua yang sangat penting dalam mendidik anak adalah selalu bersikap adil sebatas kemampuan kenada anak- anaknya. Hal ini dikarenakan ketidakadilan sangatiah besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan anak. Anak-anak diharapkan akan patuh kepada orang tuanya yang selalu adil dan tidak pilih kasih, dan orang tua lebih mudah mengatur mereka karena mereka semua merasa diperhatikan dan disayang oleh orang tuanya.
Rosululloh adalah sosok figur teladan dalam mendidik anak, beliau juga telah mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap adil terhadap anak-anak kita.
Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir dia berkata, “Ayahku pernah menyedekahkan sebagian hartanya kepadaku. Lalu ibuku, ‘Amrah binti Rawahah berkata, Aku tidak rela sehingga engkau meminta disaksikan oleh Rosululloh Maka ayahku pun berangkat menghadap Rosululloh untuk menjadi saksi baginya atas sedekah yang diberikan kepadaku. Maka Rosululloh bersabda kepadanya, ‘Apakah engkau melakukan hal ini kepada anakmu semua?’ Dia menjawab, “Tidak.’ Lantas Beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Alloh dan berbuatlah adillah di antara anak-anakmu. Kemudian ayahku kembali lagi dan mengambil sedekah tersebut.” (HR Bukhori dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Nabi bersabda kepadanya : “Kalau begitu ,janganlah engkau menjadikanku sebagai saksi, karena sesungguhnya aku tidak mau menjadi saksi terhadap kedzoliman.”(HR Muslim, Kitabul Hibaat no. 3056)
Imam An Nawawi mengatakan, “Di dalam hadits ini terkandung pengertian keharusan untuk menyamaratakan anak-anak dalam hal pemberian. Di mana masing-masing diberi sama, tidak boleh membedakan satu dengan yang lainnya, serta menyamakan antara anak laki-laki dan perempuan Hadits ini menunjukkan bahwa melebihkan salah satu diantara anaknya adalah perbuatan dzolim yang diancam oleh Rosululloh s.
Rasululloh s bersabda, “Takutlah kalian akan kedzoliman, karena sesungguhnya kedzoliman itu adalah kegelapan di hari kiamat.” (HR Muslim kitab Al Bir 56-57. Ad Darimi kitah As Sair 72, Ahmad 2/92,106 dan 3/323]
Generasi terbaik dari kalangan kaum muslimin (para salafush sholih) telah memperhatikan pentingnya sikap adil terhadap anak-anaknya. Mereka sangat berhati-hati dalam masalah yang kecil sekalipun, diantaranya adalah perihal mencium anak-anaknya. Mereka berusaha adil dalam hal ini, demi melaksanakan perintah Nabi Muhammad yang telah memerintahkan para sahabatnya untuk bersikap adil sampai masalah mencium, baik terhadap anak laki-laki atau perempuan.
Berikut ini adalah sebuah atsar yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwasanya ada seorang laki-laki duduk bersama Rosululloh s, kemudian datanglah anak laki-lakinya maka orang itu segera mencium anak itu dan mendudukannya di pangkuannya, lalu datanglah anak perempuannya, maka laki-laki itu mengambil anak perempuannya (tanpa menciumnya) dan mendudukannya disisinya. Melihat hal tersebut Rosululloh bersabda, “Mengapa engkau tidak memperlakukan hal yang sama diantara mereka?” (Al Bazzar, Majmu’uz Zawaid 8/156).
Perlu kiranya sebagai orang tua mengoreksi kembali apakah dirinya telah berbuat adil kepada anak-anaknya, atau malah bersikap berat sebelah kepada salah satu anak dan mengabaikan yang lainnya. Sebagai orang tua harus sangat hati-hati agar tidak pilih kasih walaupun dia tidak menyengaja, karena mau tidak mau dia harus menanggung akibat dari semua perilakunya terhadap anaknya.
Berbeda dengan sikap tidak adil dan pilih kasih, maka akan menimbulkan kecurigaan pada hati sebagian anak-anak terhadap orang tuanya yang selalu memperhatikan salah satu anak kesayangannya dan mengabaikan yang lain. Hal ni juga akan menimbulkan permusuhan, kedengkian, dan kebencian diantara sesama anak-anak itu sendiri.
Sebagaimana telah disebutkan, sikap pilih kasih orang tua kepada beberapa anaknya dampaknya sangat buruk dan cepat atau lambat akan dirasakan oleh orang tua sendiri. Diantara dampaknya, anak menjadi sulit diatur, wibawa orang tua hilang dimata anaknya, dan pada akhirnya orang tua tidak bisa mendidik dan menyampaikan nasehatnya kepada anaknya, dikarenakan mereka telah curiga dan berburuk sangka kepada orang
tuanya.
Berikut ini beberapa Tips bagaimana bersikap adil pada anak :
- Adil Bukan Berarti sama
Bersikap adil juga tidak harus dilakukan dengan cara memberikan sesuatu yang sama persis atau sama rata, namun juga bisa dilakukan dengan memberikan hak anak sesuai dengan kebutuhannya masing- masing. Apabila salah satu dari anak-anak itu mempunyai suatu kebutuhan yang lebih dari lainnya lantaran sebab yang diperbolehkan sedangkan yang lainnya tidak membutuhkannya,
maka seperti ini boleh dilebihkan menurut kebutuhan masing-masing.
Sebagai contoh: Anak yang duduk di bangku sekolah dasar misalnya, kebutuhannya lebih banyak daripada anak yang belum sekolah. Anak yang menderita penyakit membutuhkan biaya yang lebih banyak dari pada saudara-saudaranya yang tidak menderita penyakit, maka orang tua boleh melebihkan kebutuhan salah satu anaknya yang kebutuhannya lebih banyak daripada yang lainnya sebatas kebutuhan mereka karena ini termasuk nafkah wajib yang harus diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Begitu juga, kebutuhan pakaian anak perempuan biasanya lebih banyak dan lebih mahal daripada anak laki-laki, dan demikianlah seterusnya.
- Jangan Membandingkan
Salah satu wujud dari sikap adil dan persamaan adalah dengan tidak membandingkan sifat jasmani, ruhani dan kejiwaan satu anak dengan anak yang lain. Membandingkan satu anak dengan anak yang lain akan menghadirkan rasa cemburu yang selanjutnya akan menimbulkan persaingan di antara mereka. Orang tua tidak boleh mengatakan bahwa si A lebih cantik dari si B. atau B lebih cerdas atau lebih sopan dari C, karena hal itu akan memancing rasa iri dan dengki antara mereka. Sikap tersebut juga akan menghilangkan rasa percaya di antara mereka. Tidak membedakan perlakuan terhadap satu anggota keluarga dengan yang lain adalah faktor terpenting yang harus diperhatikan guna menciptakan suasana saling mempercayai antar anggota keluarga.
- Sediakan Waktu
Sebagai rang tua tentu mempunyai penilaian tersendiri terhadap anak-anaknya. Ada yang dianggapnya penurut, nakal, atau bahkan pembangkang. Naluri alamiah orang tua mungkin berkata, “Lebih nyaman bersama si penurut.” Tapi menurut naluri ini akan menyuburkan ketidakadilan terhadap si pembangkang. Sediakanlah waktu khusus yang sama jumlahnya untuk bermain dengan keduanya setiap hari.
- Lihat Kelebihan Setiap Anak
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Fokuskan perhatian kita pada kelebihan anak, jangan pada kekurangannya. Jangan biarkan perilaku negatif si pembangkang menghalangi kita untuk melihat kelebihannya. Ajak ia berdiskusi tentang perilaku positif dan jelaskan bahwa perilaku positif itulah yang akan membuatnya disukai. Demikianlah karena sesungguhnya sikap adil dapat mencegah kedengkian dan kebencian, serta dapat mewariskan kecintaan dan kerukunan diantara saudara dan membantu mereka untuk berbakti kepada kedua orang tua.
